Materi Komunikasi Bisnis: Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis
PRINSIP DASAR DAN PEMAHAMAN MENGENAI
KOMUNIKASI BISNIS
BENTUK
DASAR KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Willian C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty dalam Business Communications : Principles and Methods)
Komunikasi :
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Willian C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty dalam Business Communications : Principles and Methods)
Komunikasi :
melibatkan dua orang atau
lebih
menggunakan cara - cara
(melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal non verbal
PENGERTIAN
KOMUNIKASI BISNIS
Berikut
adalah beberapa pengertian komunikasi bisnis yang diambil dari beberapa sumber
:
·
Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun
partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu
produk; servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai
bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang
menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang
internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi,
rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang
terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll.
Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan,
humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun
bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan
suatu nilai bisnis (create business value).
·
Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang
mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun
nonverbal.
· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi
bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam
kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif
tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi
bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi lintas budaya.
Komunikasi antar pribadi ( interpersonal communications ) merupakan bentuk
komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hariantara dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya (
intercultural / communication ) merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan
antara dua orang atau lebih, yang masing – masing memiliki budaya yang berbeda.
Komunikasi
Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Bentuk
Dasar Komunikasi
Verbal : melalui tulisn dan
lisan
Non Verbal : bahasa tubuh,
ekspresi
Komunikasi
Verbal
Komunikasi
dalam bisnis dapat efektif tergantung pada keterampilan menyampaikan (melalui
tulisan dan berbicara) dan menerima (mendengar dan membaca) pesan-pesan bisnis.
Komunikasi
verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Sepasang kekasih ber sms- an tiap hari, seorang presenter membawakan acara
musik di stasion televisi, seorang wartawan menulis berita atau opininya di
surat kabar, atau seorang ayah menelpon anaknya, itu merupakan sebagian kecil
contoh komunikasi verbal.
Dalam
dunia bisnis, komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya,
ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal
ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca )
bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Prakteknya, komunikais verbal bisa dilakukan dengan cara :
Berbicara
dan menulis. Umumnya untuk menyampaikan bussines message,orang cenderung
lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing ). Selain karena alas an
praktis, speaking dianggap lebih mudah “menyentuh” sasaran karena langsung
didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk
menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan pemahaman dan pengkajian
matang, diperlukan pula penyampaian writing. Semisal penyampaian bussines
report. Sangat tidak mungkin jika hanya disampaikan dengan berbicara.
Mendengarkan
dan membaca. Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan
informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas penerimaan
informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan
membaca (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di
antara kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan memadai untuk
melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering hanya
berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang tercerna dengan baik.
Bentuk
Komunikasi Verbal :
1.
membuat
dan mengirim surat klaim
2.
membuat
dan mengirim surat penawaran harga kepada pihak lain
3.
membuat
dan mengirim surat pemesanan barangan kepada pihak lain
4.
membuat
dan mengirim surat konfirmasi kepada pelanggan
5.
membuat
dan mengirim surat kontrak kerja kepada pihak lain
6.
memberi
informasi kepada pelanggan yang meminta informasi tentang produk baru
7.
berdiskusi
dalam suatu tim kerja (team work)
8.
melakukan
wawancara kerja dengan para pelamar kerja di suatu perusahaan
9.
mengadakan
briefing dengan staf karyawan
10.
mengadakan
pelatihan manajemen kepada para manajer operasional/lini bawah
11.
melakukan
presentasi proposal pengembangan perusahaan di hadapan tim penguji
12.
melakukan
teleconference dengan pihak lain
KOMUNIKASI
NON VERBAL
Meski
jarang disadari diyakini manfaatnya, Komunikais non verbal ( non verbal
communicarion) merupakan hal yang penting. Banyak komunikasi verbal tidak
efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal
dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa
mengambil suatu kesimpulan mengenainsuatu kesimpulan tentang berbagai macam
persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam
perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa
membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
Tujuan
komunikais non verbal ;
- Menyediakan/memberikan informasi
- Mengatur alur suatu percakapan
-Mengekspresikan suatu emosi
-Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkankan pesan-pesan verbal.
-Mengendalikan atau mempersuasi orang lain
-Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan serve badmintos, belajar golf dan sejenisnya.
- Menyediakan/memberikan informasi
- Mengatur alur suatu percakapan
-Mengekspresikan suatu emosi
-Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkankan pesan-pesan verbal.
-Mengendalikan atau mempersuasi orang lain
-Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan serve badmintos, belajar golf dan sejenisnya.
Lebih
jauh, relevansi komunikasi non verbal dalam dunia bisnis, komunikasi non verbal
yang disampaikan dengan baik akan mampu membantu seseorang meningkatkan
kredibilitas dan potensi leadeship, selain tentunya akan mempermudah proses
penyampaian pesan inti kepada komunikan.
Bentuk
Komunikasi Non Verbal
1.
menggerakkan
gigi untuk menunjukkan kemarahan
2.
mengerutkan
dahi untuk menunjukkan seseorang sedang serius/ berpikir
3.
gambar
pria/wanita yang dipasang dipintu masuk toilet umum untuk
4.
menunjukkan
kamar sesuai dengan jenis kelaminnya
5.
berpangku
tangan untuk menunjukkan seseorang sedang melam
6.
tersenyum
dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang,
7.
simpati
dan penghormatan
8.
membuang
muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau antipati terhadap
9.
orang
lain
10.
menggelengkan
kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau keheranan
11.
asbak
di atas meja yang menunjukkan tamu diperkenankan/ boleh merokok
12.
mengirimkan
bunga sebagai tanda kesuksesan, cinta atau duka cita
Pentingnya Komunikasi Non Verbal
1.
menyediakan/
memberikan informasi
2.
mengatur
alur suatu percakapan
3.
mengekspresikan
emosi
4.
memberi
sifat, melengkapi, mengembangkan komunikasi verbal
5.
mengendalikan/
mempengaruhi orang lain
6.
mempermudah
tugas-tugas khusus
Bila
sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi
pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka
sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah
untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan
sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam
bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal. 50, komunikasi dapat digolongkan ke
dalam tiga kategori:
1. Komunikasi antar
pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara
pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk
mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan
bersama.
2. Komunikasi
kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi
yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas.
Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti
komunikasi antar pribadi.
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat,
yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik.
Dalam
melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human
Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
1. Model komunikasi linier
(one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli
dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan
interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
2. Model komunikasi
interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah
terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua
arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti
pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak
sebagai komunikan.
3. Model komunikasi
transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks
hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan
bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat
dikomunikasikan.
Mengenai
organisasi, salah satu defenisi menyebutkan bahwa organisasi
merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu
hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi
mensyaratkan:
- Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
- Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Pada tataran teoritis, paling tidak kita mengenal atau memahami komunikasi dari dua perspektif, yaitu:
- Perspektif Kognitif. Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau kejadian. Informasi adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau lambang lainnya. Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat, receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender, oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi.
- Perspektif Perilaku. Menurut BF. Skinner dari perspektif perilaku memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik di mana sender berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada receiver. Masih dalam perspektif perilaku, FEX Dance menegaskan bahwa komunikasi adalah adanya satu respons melalui lambang-lambang verbal di mana simbol verbal tersebut bertindak sebagai stimuli untuk memperoleh respons. Kedua pengertian komunikasi yang disebut terakhir, mengacu pada hubungan stimulus respons antara sender dan receiver.
Setelah kita memahami pengertian komunikasi dari dua
perspektif yang berbeda, kita mencoba melihat proses komunikasi dalam suatu
organisasi. Menurut Jerry W. Koehler dan kawan-kawan, bagi suatu
organisasi, perspektif perilaku dipandang lebih praktis karena komunikasi dalam
organisasi bertujuan untuk mempengaruhi penerima (receiver). Satu respons
khusus diharapkan oleh pengirim pesan (sender) dari setiap pesan yang
disampaikannya. Ketika satu pesan mempunyai efek yang dikehendaki, bukan
suatu persoalan apakah informasi yang disampaikan tersebut merupakan tindak
berbagi informasi atau tidak.
Sekarang kita mencoba memahami proses komunikasi
antarmanusia yang disajikan dalam suatu model berikut:
Proses
komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok
yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai
berikut:
- Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.
- Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat di mana sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.
- Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.
- Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.
- Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu
organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam
organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang
sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system).
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai
perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan
dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada
semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
regulatif ini, yaitu:
- Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
- Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.
- Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
- Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
- Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
- Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu
organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha
menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan
pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun
kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
Memahami Komunikasi dalam Organisasi
Gaya komunikasi
atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang
bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka
melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Sementara pada
pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan
yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba
mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dalam organsasi, kita akan diajak untuk
memikirkan bagaimana mendefinisikan tujuan kita sehubungan dengan tugas dalam
organisasi, bagaimana kita memilih orang yang tepat untuk diajak kerjasama dan
bagaimana kita memilih saluran yang efektif untuk melaksanakan tugas tersebut.
Gaya Komunikasi.
Gaya komunikasi
(communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi
yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a
specialized set of intexpersonal behaviors that are used in a given situation).
Masing-masing
gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk
mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu
pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung
pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).
0 Komentar