Pengertian Potografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
Sejarah Fotografi
Sejarah Fotografi dimulai pada
abad ke-19. Tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi. Pada
saat itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah
sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang
dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Sejarah fotografi bermula jauh
sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama
Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap
terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu
akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat
lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena kamera
obscura.
Berabad-abad kemudian, banyak
yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, sebut saja Aristoteles pada
abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada
abad ke-10 SM, yang berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat
yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan
Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
Nama kamera obscura diciptakan
oleh Johannes Kepler pada tahun 1611. Johannes Kepler membuat desain
kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan memberi nama alat
tersebut kamera obscura. Didalam tenda sangat gelap kecuali sedikit
cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar
tenda di atas selembar kertas.
Berbagai penelitian dilakukan
mulai pada awal abad ke-17 ,seorang ilmuwan berkebangsaan Italia –
Angelo Sala menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata
pada pelat chloride perak. Tapi ia gagal mempertahankan gambar secara
permanen. Sekitar tahun 1800, Thomas Wedgwood, seorang berkebangsaan
Inggris bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada
kamera obscura berlensa, hasilnya sangat mengecewakan. Humphrey Davy
melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib
sama juga walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui kamera obscura
tanpa lensa.
Akhirnya, pada tahun 1824,
seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce
(1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela
kamarnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya
mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil
melahirkan sebuah gambar yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan
gambar secara permanen. Ia melanjutkan percobaannya hingga tahun 1826,
inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya.
Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin,
AS.
Penelitian demi penelitian terus
berlanjut hingga pata tanggal tanggal 19 Agustus 1839, desainer panggung
opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851)
dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang
sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang
dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya
langsung dengan pemanas merkuri (neon). Proses ini disebutdaguerreotype. Untuk
membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir
suling. Januari 1839, Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya
itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis berpikir bahwa temuan itu
sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
Fotografi kemudian berkembang
dengan sangat cepat. Melalui perusahaan Kodak Eastman, George Eastman
mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan
kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia
fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950, untuk memudahkan
pembidikan pada kamera Single Lens Reflex maka mulailah digunakan prisma
(SLR), dan Jepang pun mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi
kamera Nikon yang kemudian disusul dengan Canon. Tahun 1972 kamera
Polaroid temuan Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid mampu
menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan
film.
Kemajuan teknologi turut memacu
fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya
bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital
yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam
ukuran sebesar koran.
- 1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.[1]
- 1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,[1] yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
- 1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
- 1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
- 1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
- 1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
- 1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
- 1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
- 1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
- 1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
- 1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
- 1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
- 1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
- 1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
- 1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
- 1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
- 1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
- 1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
- 1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
- 1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
- 1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
- 1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
- 1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
- 1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
- 1913 – Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan.
- 1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
- 1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
- 1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
- 1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
- 1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
- 1934 – Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.
- 1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
- 1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
- 1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
- 1939 – Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
- 1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
- 1942 – Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.
- 1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
- 1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
- 1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
- 1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
- 1952 – Era 3-D film dimulai.
- 1954 – Leica M diperkenalkan.
- 1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
- 1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST). [2]
- 1959 – Nikon F diperkenalkan.
- 1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
- 1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
- 1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
- 1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
- 1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
- 1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
- 2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
- 2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
- 2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
- 2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.[2]
Jenis-jenis Fotografi
1. Journalism Photography :
Photojournalism adalah bentuk khusus dari jurnalisme (mengumpulkan, mengedit, dan menyajikan bahan berita untuk diterbitkan atau disiarkan) yang menciptakan gambar agar dapat menceritakan sebuah kisah berita. Sekarang biasanya dipahami untuk merujuk hanya untuk gambar diam, tetapi dalam beberapa kasus istilah ini juga merujuk ke video yang digunakan dalam jurnalisme penyiaran. Photojournalism dibedakan dari cabang dekat lainnya fotografi (seperti fotografi dokumenter, fotografi dokumenter sosial, fotografi jalan atau fotografi selebriti) oleh kualitas dari:
Ketepatan waktu – gambar memiliki makna dalam konteks rekor baru-baru ini diterbitkan peristiwa.
Objektivitas – situasi tersirat oleh gambar adalah representasi adil dan akurat dari peristiwa yang mereka menggambarkan baik isi dan nada.
Narasi – gambar menggabungkan dengan unsur-unsur berita lainnya untuk membuat fakta-fakta relatable untuk penampil atau pembaca pada tingkat budaya.
Seperti penulis, wartawan foto adalah wartawan tetapi dia sering harus membuat keputusan cepat dan membawa peralatan fotografi, sering sedangkan terkena hambatan yang signifikan (bahaya fisik, cuaca, orang banyak).
2. Foto still life :
Merekam gambar benda mati sehari2 secara artistik
dengan mengunakan cahaya pembantu etc, termasuk makro (benda2 kecil).
3. Potrait Photograph :
Potret fotografi atau potret adalah penangkapan dengan
cara fotografi serupa dengan seseorang atau sekelompok kecil orang (potret
kelompok), di mana ekspresi wajah dan dominan. Tujuannya adalah untuk
menampilkan rupa, kepribadian, dan bahkan mood subjek. Seperti jenis lain
potret, fokus foto adalah wajah seseorang, meskipun seluruh tubuh dan latar belakang
dapat dimasukkan. Sebuah potret umumnya tidak snapshot, tapi gambar yang
terdiri dari orang dalam posisi masih. Sebuah potret sering menunjukkan orang
yang melihat langsung pada kamera.
Tidak seperti banyak gaya fotografi lain, subjek fotografi potret seringkali model non-profesional. potret Keluarga memperingati acara-acara khusus, seperti wisuda atau pernikahan, mungkin secara profesional diproduksi atau mungkin vernakular dan yang paling sering dimaksudkan untuk melihat pribadi bukan untuk pameran umum.
Tidak seperti banyak gaya fotografi lain, subjek fotografi potret seringkali model non-profesional. potret Keluarga memperingati acara-acara khusus, seperti wisuda atau pernikahan, mungkin secara profesional diproduksi atau mungkin vernakular dan yang paling sering dimaksudkan untuk melihat pribadi bukan untuk pameran umum.
4. Foto comercial advertising :
Foto diambil untuk keperluan promosi, biasanya di
bikin menarik dengan bantuan editing dan computer graphics.
5. Foto Abstrak :
Aliran abstrak dalam fotografi sebenarnya bisa disebut
sebagai aliran para pemuja komposisi. Dengan demikian, seorang fotografer yang
akan membuat foto abstrak akan mengisi kanvasnya dengan sebuah komposisi yang
dilihatnya di alam. Dari sebuah realitas tiga dimensi yang ada, bisa tercipta
jumlah tak terhingga komposisi foto abstrak ini.
6. Wedding Photography
Tipe ini merupakan salah satu yang paling popular
karena setiap orang pasti ingin memiliki foto yang bagus pada momen penting
mereka. Tipe ini membutuhkan fotografer yang berpengalaman karena dibutuhkan
keahlian untuk menangkap momen-momen penting. Biasanya dibutuhkan lebih dari
ratusan foto, baik berupa foto warna, BW (black and white),
dan sepia.
7. Fashion Photography
Fotografi Fashion adalah genre fotografi yang
ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang fashion lainnya.
Fotografi fashion yang paling sering dilakukan untuk iklan atau majalah fashion
seperti Vogue, Vanity Fair, atau Allure. Seiring waktu, fotografi fashion telah
mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan mode diperkuat dengan adanya
lokasi eksotis atau aksesoris.
8. Food Photography
Biasanya digunakan untuk membuat kemasan suatu produk
atau iklan. Hanya saja dibutuhkan keterampilan dan peralatan yang berkualitas
baik untuk menangkap esensi dari makanan yang dijadikan sebagai objek foto.
9. Fine Art Photography
Fotografi tipe ini bertujuan untuk menangkap visi dari
suatu karya seni. Biasanya tipe ini banyak ditemukan pada pameran dan museum.
10. Landscape Photography
Tipe ini merupakan kumpulan foto dari berbagai tempat
yang biasanya digunakan pada kalender, kartu pos, dan memorabilia.
11. Wildlife Photography
Jenis fotografi ini bertujuan untuk mengambil foto
dari beberapa hewan yang menarik ketika mereka sedang melakukan aktifitas
seperti makan, terbang atau berkelahi. Biasanya foto diambil dengan menggunakan
lensa telephoto yang panjang dari kejauhan.
12. Street Photography
Street Photography atau fotografi jalanan adalah
aliran fotografi yang menarik. Sedikit berbeda dengan fotojurnalistik
yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks . Street photography bertujuan
untuk merekam kegiatan sehari-hari . Foto biasanya diambil dari jarak
dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada dari jarak jauh.
Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan
diam-diam tapi bukan sembunyi dan melakukannya dengan cepat dan lugas.
Peralatan fotograferjuga harus menunjang. Kamera
klasik yang sering digunakan adalah kamera film buatan Leica. Saat ini, kamera
SLR digital pun sudah sering dipakai. Lensa yang dipakai biasanya lensa pendek
atau wide angle. 28mm, 35mm and 50mm biasanya adalah favorit fotografer jenis
ini.
Memilih kamera digital SLR untuk fotografi jalanan
cukup menantang, pertama kita memerlukan kamera berukuran kecil, tapi enak
digenggam dan cukup responsif dalam auto fokus maupun saat mengambil gambar.
Kamera saku kurang ideal dalam fotografi jenis ini karena kamera ini memiliki
jeda dalam pengambilan gambar/ shutter lag. Kamera berukuran kecil
penting karena kita tidak ingin orang-orang di jalan memperhatikan kamera kita.
Gaya street photografi dan fotojurnalisme sering
dipadukan dalam meliput acara seperti pernikahan. Contoh legenda street
photographer adalah Henri Cartier-Bresson.
13. Underwater Photography
Underwater photography yang dalam bahasa Indonesia
berarti fotografi bawah air bertujuan untukmendapatkan kehidupan bawah laut ke
permukaan. Banyak orang yang tertarik tentang apa yang terjadi di bawah air dan
fakta-fakta yang melingkupinya.
Ada 2 aliran fotografi underwater secara umum, yaitu
Macro Photographer dan Wide Angle photographer. Macro photographer adalah
mereka para peminat objek – objek kecil dari jenis ikan, kuda laut, nudibranch
(siput), udang, kepiting, dll. Sedangkan Wide angle photography lebih
memfocuskan diri untuk mengambil gambar sudut lebar terutama pemandangan bawah
air. Kedua aliran tersebut membutuhkan spesifikasi peralatan yang berbeda.
14. Infra Red Photography
Dalam fotografi inframerah, film atau sensor gambar
yang digunakan adalah sensitif terhadap cahaya inframerah. Bagian dari spektrum
yang digunakan adalah disebut sebagai near-infrared untuk membedakannya dari
jauh-inframerah, yang merupakan domain thermal imaging. Panjang gelombang yang
digunakan untuk rentang fotografi dari sekitar 700 nm ke sekitar 900 nm.
Biasanya suatu “filter inframerah” digunakan, ini memungkinkan inframerah (IR)
lulus cahaya melalui ke kamera, tapi blok semua atau sebagian besar spektrum
cahaya tampak (filter sehingga tampak merah hitam atau mendalam).
Bila penyaring ini digunakan bersama dengan film infra merah-sensitif atau sensor, sangat menarik “efek in-kamera” dapat diperoleh; palsu-warna atau hitam-putih gambar dengan penampilan mimpi atau kadang-kadang seram, dikenal sebagai efek Kayu “, “efek terutama disebabkan oleh dedaunan (seperti daun pohon dan rumput) sangat mencerminkan dalam terang cara yang sama tampak tercermin dari salju [1] Ada sebuah kontribusi yang kecil dari fluoresensi klorofil,. tapi ini marginal dan bukan penyebab sesungguhnya dari kecerahan terlihat dalam foto inframerah. Efeknya adalah dinamai pelopor fotografi inframerah Robert W. Wood, dan tidak setelah bahan kayu, yang tidak kuat mencerminkan inframerah.
Atribut lain dari foto inframerah meliputi langit sangat gelap dan penetrasi kabut atmosfer, yang disebabkan oleh hamburan Rayleigh berkurang dan hamburan Mie, masing-masing, dibandingkan dengan cahaya tampak. Langit gelap, pada gilirannya, menghasilkan cahaya inframerah kurang dalam bayangan dan refleksi langit gelap tersebut dari air, dan awan akan menonjol kuat. Panjang gelombang ini juga menembus beberapa milimeter ke dalam kulit dan memberikan susu untuk melihat potret, meskipun mata sering terlihat hitam.
Bila penyaring ini digunakan bersama dengan film infra merah-sensitif atau sensor, sangat menarik “efek in-kamera” dapat diperoleh; palsu-warna atau hitam-putih gambar dengan penampilan mimpi atau kadang-kadang seram, dikenal sebagai efek Kayu “, “efek terutama disebabkan oleh dedaunan (seperti daun pohon dan rumput) sangat mencerminkan dalam terang cara yang sama tampak tercermin dari salju [1] Ada sebuah kontribusi yang kecil dari fluoresensi klorofil,. tapi ini marginal dan bukan penyebab sesungguhnya dari kecerahan terlihat dalam foto inframerah. Efeknya adalah dinamai pelopor fotografi inframerah Robert W. Wood, dan tidak setelah bahan kayu, yang tidak kuat mencerminkan inframerah.
Atribut lain dari foto inframerah meliputi langit sangat gelap dan penetrasi kabut atmosfer, yang disebabkan oleh hamburan Rayleigh berkurang dan hamburan Mie, masing-masing, dibandingkan dengan cahaya tampak. Langit gelap, pada gilirannya, menghasilkan cahaya inframerah kurang dalam bayangan dan refleksi langit gelap tersebut dari air, dan awan akan menonjol kuat. Panjang gelombang ini juga menembus beberapa milimeter ke dalam kulit dan memberikan susu untuk melihat potret, meskipun mata sering terlihat hitam.
15. Macro Photography
Fotografi makro adalah fotografi close-up. Definisi
klasik adalah bahwa gambar yang diproyeksikan pada “film pesawat” (yaitu, film
atau sensor digital) dekat dengan ukuran yang sama sebagai subyek. Lensa
dirancang untuk makro biasanya di paling tajam mereka di jarak fokus makro dan
tidak cukup sebagai tajam pada jarak fokus yang lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah makro telah digunakan dalam bahan pemasaran berarti bisa fokus pada subjek ini cukup dekat sehingga ketika inci 6 × 4 biasa (15 × 10 cm) cetak dibuat, gambar hidup-ukuran atau lebih besar Dengan 35mm film ini memerlukan rasio pembesaran hanya sekitar 1:4, yang menuntut kualitas lensa yang lebih rendah dari 1:1. Dengan kamera digital ukuran gambar yang sebenarnya jarang dinyatakan, sehingga rasio pembesaran sangat tidak relevan; kamera bukan mengiklankan jarak terdekat mereka fokus.
Metode ini sangat berguna dalam pekerjaan forensik, di mana detail kecil pada adegan kejahatan atau kecelakaan mungkin sering menjadi signifikan. Trace bukti seperti sidik jari dan tanda selip sangat penting, dan mudah direkam menggunakan macroscopy. retak permukaan dari produk pecah sangat mengungkapkan fraktografi menggunakan, terutama ketika difoto menggunakan cahaya melirik untuk menyoroti rincian permukaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah makro telah digunakan dalam bahan pemasaran berarti bisa fokus pada subjek ini cukup dekat sehingga ketika inci 6 × 4 biasa (15 × 10 cm) cetak dibuat, gambar hidup-ukuran atau lebih besar Dengan 35mm film ini memerlukan rasio pembesaran hanya sekitar 1:4, yang menuntut kualitas lensa yang lebih rendah dari 1:1. Dengan kamera digital ukuran gambar yang sebenarnya jarang dinyatakan, sehingga rasio pembesaran sangat tidak relevan; kamera bukan mengiklankan jarak terdekat mereka fokus.
Metode ini sangat berguna dalam pekerjaan forensik, di mana detail kecil pada adegan kejahatan atau kecelakaan mungkin sering menjadi signifikan. Trace bukti seperti sidik jari dan tanda selip sangat penting, dan mudah direkam menggunakan macroscopy. retak permukaan dari produk pecah sangat mengungkapkan fraktografi menggunakan, terutama ketika difoto menggunakan cahaya melirik untuk menyoroti rincian permukaan.
sumber: wahyu97-blog.blogspot.com
0 Komentar